
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) telah menemukan bukti mengenai keberadaan danau kuno di Mars, di mana air beriak terbentuk akibat angin yang mendorong air maju mundur di tepiannya. Temuan ini menunjukkan permukaan Mars pada masa lalu memiliki air terbuka, bukan hanya es.
Dilansir Science Advances, Rabu (29/1), riak-riak kecil yang teridentifikasi pada bebatuan Mars diperkirakan terbentuk sekitar 3,7 miliar tahun yang lalu. Pada waktu itu, Mars memiliki suhu yang cukup hangat untuk mendukung keberadaan air dalam bentuk cair di permukaannya.
Riak yang ditemukan memiliki tinggi sekitar 6 milimeter dengan jarak antara gelombang sekitar 4 hingga 5 sentimeter. Berdasarkan model komputer yang dibuat dari data ini, para ilmuwan memperkirakan riak-riak tersebut terbentuk di danau dangkal dengan kedalaman kurang dari 2 meter. Saat riak-riak ini terbentuk, para ilmuwan meyakini Mars sedang memasuki fase menjadi planet yang lebih kering.
Semakin lama air dalam bentuk cair ada di permukaan, semakin besar kemungkinan kehidupan mikroba dapat berkembang. Keberadaan air ini juga menunjukkan Mars pernah memiliki atmosfer yang jauh lebih padat daripada saat ini, yang memungkinkan suhu yang lebih hangat dapat dipertahankan.
Namun, seiring berjalannya waktu, iklim Mars mengalami perubahan drastis. Atmosfernya semakin menipis dan air permukaan pun menghilang. Penelitian lebih lanjut terhadap riak-riak ini dapat membantu ilmuwan untuk menentukan berapa lama danau kuno di Mars bertahan, serta memberikan wawasan mengenai potensi kehidupan awal di planet tersebut. Rover Curiosity NASA telah menemukan dua set riak ini. Salah satu set riak terdeteksi di daerah yang sebelumnya merupakan kumpulan bukit pasir yang terbawa angin, sedangkan set lainnya ditemukan di lokasi yang menunjukkan bahwa riak tersebut terbentuk di danau kuno.
Endapan Mineral
Sejak mendarat di Mars pada 2012, Rover Curiosity telah menjelajahi Kawah Gale, yang merupakan lokasi penelitian utama karena diyakini pernah memiliki kondisi yang mendukung kehidupan. Temuan terbaru ini semakin memperkuat bukti Mars pernah memiliki lingkungan yang mendukung keberadaan air cair dalam waktu yang cukup lama.
Selain menemukan riak air, rover NASA juga telah mengidentifikasi endapan mineral yang menunjukkan adanya siklus air yang bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Data ini menunjukkan danau di Mars mungkin pernah mengalami fluktuasi air yang mirip dengan danau di Bumi, termasuk periode surut dan pasang yang dipengaruhi oleh kondisi atmosfer dan iklim planet tersebut.
Ilmuwan NASA berpendapat, keberadaan riak air ini memberikan bukti tambahan tentang bagaimana Mars kehilangan airnya secara bertahap. Proses ini kemungkinan besar disebabkan hilangnya atmosfer akibat aktivitas matahari dan angin matahari yang secara perlahan mengikis gas-gas atmosfer Mars. Tanpa atmosfer yang cukup tebal, air di permukaan tidak dapat bertahan lama dan akhirnya akan menguap ke luar angkasa atau membeku di bawah permukaan tanah.
Sumber Berita : https://thegazettengr.com
Tinggalkan Balasan