Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri telah melakukan investigasi untuk menemukan penyebab antrean panjang dalam distribusi LPG 3 kg bersubsidi. Menurut Brigadir Jenderal Polisi Helfi Assegaf, ada beberapa faktor yang menyebabkan situasi ini, termasuk penyelewengan distribusi dan penimbunan oleh pihak-pihak tertentu. Temuan ini menunjukkan bahwa ada oknum yang memanfaatkan distribusi LPG bersubsidi untuk keuntungan pribadi, yang mengakibatkan kelangkaan dan antrean panjang di berbagai wilayah, khususnya Jabodetabek dan Banten.

Penyelidikan ini bertujuan untuk menindak tegas pelaku penyelewengan dan memastikan distribusi LPG bersubsidi dapat berjalan lancar sesuai peruntukannya. Langkah-langkah perbaikan dan pengawasan ketat diharapkan dapat mengatasi masalah ini dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Jenderal Polisi Bongkar Temuan Biang Kerok Warga Antre Panjang Kisruh LPG Gas 3 Kg

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Helfi Assegaf, menjelaskan bahwa perubahan sistem distribusi menjadi penyebab antrean panjang masyarakat yang ingin membeli gas LPG 3kg. Menurut Helfi, setelah pengecekan langsung di wilayah Jabodetabek, ditemukan bahwa distribusi yang sebelumnya bisa melalui pengecer kini harus melalui agen atau subpenyalur. Perubahan ini membuat distribusi yang sebelumnya bisa tersebar di beberapa pengecer, kini terkonsentrasi di satu tempat sehingga menyebabkan antrean panjang. Selain itu, terdapat persyaratan khusus untuk mendapatkan LPG tersebut.

Penurunan Suplai Gas Subsidi di Jabodetabek

Helfi juga menekankan pentingnya kerjasama antara pihak terkait untuk memastikan kelancaran distribusi gas elpiji bersubsidi kepada masyarakat yang membutuhkan. “Kami berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah ini agar tidak berdampak buruk pada masyarakat kecil yang sangat bergantung pada gas elpiji bersubsidi,” lanjutnya.

Selain itu, Helfi berencana untuk mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan pengusaha gas, guna mencari solusi jangka panjang untuk memastikan pasokan gas elpiji tetap stabil di masa mendatang. “Kita perlu mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan agar masalah ini tidak terus berulang,” tutup Helfi.

Jenderal Bintang 1 Polri ini juga menyebut bahwa penurunan jumlah barang terjadi di beberapa wilayah yang berada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

“Ada di beberapa tempat di Jabodetabek yang kita lakukan pengecekan. 280 kaleng jadi 130 kaleng per hari, itu yang kami datangi. Kalau yang lain nanti diinformasikan lebih lanjut oleh Satgasda,” kata Helfi.

Meski ada pengurangan barang, Helfi menegaskan bahwa tidak ada indikasi penimbunan dilakukan.

“Tidak (ada indikasi penimbunan) memang ada kekurangan penurunan stok suplainya, itu sementara dan saat ini kita komunikasikan dengan Dirjen Migas. Tim kami sedang komunikasi di sana, kita tunggu hasilnya gimana,” pungkasnya.

Sumber Berita : https://thegazettengr.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *