
Nissan dan Honda berencana membentuk aliansi terbesar ketiga di industri otomotif global. Langkah ini diambil untuk membantu Nissan yang menghadapi penurunan bisnis.
Menurut laporan reuters.com pada Minggu (9/2/2025), Nissan kemungkinan akan menghentikan pembicaraan mengenai merger tersebut. Dua sumber dari Reuters menyatakan keraguan terkait kerjasama senilai 60 miliar USD yang bertujuan membentuk aliansi otomotif ketiga dunia, yang mungkin memaksa Nissan fokus pada pemulihan bisnisnya sendiri.
Terdapat perbedaan pandangan antara kedua produsen Jepang ini, menghambat kesepakatan. Honda sempat mempertimbangkan menjadi anak perusahaan Nissan, namun Nissan menolak gagasan tersebut karena kolaborasi diinginkan sebagai penggabungan setara.

Honda merasa cemas mengenai perkembangan Nissan terkait rencana perubahan strategisnya. Saat ini, nilai pasar Honda diperkirakan mencapai sekitar 7,92 triliun Yen (setara Rp 854 triliun), yang merupakan lima kali lipat dari nilai pasar Nissan yang hanya 1,44 triliun Yen (sekitar Rp 156 triliun).
Nissan sebelumnya telah menjalin kemitraan dengan Renault sebelum rencana merger ini dilaksanakan. Perusahaan asal Prancis tersebut, yang memiliki 36 persen saham Nissan, menunjukkan sikap terbuka terhadap rencana merger. Namun, mereka belum dapat memberikan informasi mengenai kemungkinan mundurnya Nissan dari proses merger tersebut.
Kegagalan merger ini menjadi tantangan besar bagi Nissan. Perusahaan tersebut tengah menghadapi krisis dan berusaha untuk bangkit kembali. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengurangi jumlah karyawan sebanyak 9.000 orang dan menurunkan kapasitas global hingga 20 persen.
Mimpi Menjadi Grup Otomotif Terbesar

Mitsubishi Motors telah terlebih dahulu menjalin kerjasama dengan Nissan. Penggabungan ketiga perusahaan otomotif besar ini diperkirakan akan menciptakan sebuah entitas bernilai $50 miliar, yang setara dengan Rp 810,5 triliun. Dengan demikian, mereka akan menjadi perusahaan induk otomotif terbesar ketiga di dunia, setelah Toyota dan VW Group. Usulan merger antara Nissan dan Honda muncul setelah Nissan mengalami penurunan yang signifikan. Perusahaan yang dikenal dengan teknologi e-Power tersebut baru-baru ini melakukan pemangkasan terhadap 9.000 karyawan dan mengurangi kapasitas produksinya sebesar 20 persen.
Penggabungan tiga pabrikan dari Jepang ini akan memungkinkan tercapainya kapasitas produksi tahunan sekitar 8 juta unit kendaraan. Jika hal ini berhasil dilakukan, maka produk-produk yang dihasilkan akan memiliki platform dan mesin yang sama meskipun berada di bawah merek yang berbeda.
Sumber Berita : https://thegazettengr.com
Tinggalkan Balasan