PT HM Sampoerna kembali membangun pabrik sigaret kretek tangan (SKT) di Blitar, Jawa Timur, dengan investasi sebesar USD42 juta atau sekitar Rp630 miliar. Pabrik ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja sebanyak 3.500 orang.

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Ivan Cahyadi, menyatakan bahwa investasi ini bertujuan untuk menciptakan nilai ekonomi sekaligus memberdayakan perempuan.

“Kami bangga Sampoerna dapat menjadi wadah berkarya bagi puluhan ribu pelinting SKT, yang didominasi oleh perempuan-perempuan hebat dengan mayoritas mengemban peran ganda sebagai tulang punggung keluarga,” ujar Ivan.

Pelaksanaan Investasi

Philip Morris International (PMI), sebagai perusahaan induk dari PT HM Sampoerna Tbk, telah melakukan investasi sejak tahun 2005.

Selama periode 2005 hingga 2023, total nilai investasi yang telah direalisasikan mencapai 6,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp103 triliun.

Hingga kini, PMI telah mempekerjakan lebih dari 90.000 karyawan yang tersebar di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat.

Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM melaporkan bahwa realisasi investasi di provinsi Jawa Timur pada triwulan III, yang mencakup bulan Januari hingga September 2024, mencapai Rp111,4 triliun.

Dengan angka tersebut, Jawa Timur menempati urutan tiga besar dalam realisasi investasi di Indonesia.

Sementara itu, Jawa Tengah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp26,1 triliun pada periode yang sama, dan berhasil meraih posisi sembilan besar dalam realisasi investasi di seluruh Indonesia.

Pemerintah Kabupaten Sleman telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung pengembangan sentra tembakau di wilayahnya.

Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal serta memastikan keberlangsungan hidup para petani dan pekerja di sektor ini.

Selain itu, Pemkab Sleman juga menginginkan agar industri tembakau tidak terbebani dengan tambahan biaya, terutama yang berasal dari kenaikan cukai yang dianggap terlalu tinggi.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menekankan pentingnya agar pemerintah pusat tidak menaikkan cukai hasil tembakau pada tahun 2025.

Permintaan ini muncul sebagai respon terhadap fenomena meningkatnya peralihan konsumsi rokok ke produk yang lebih terjangkau, yang berpotensi merugikan pengusaha rokok legal.

Menurut Danang, “Kenaikan cukai rokok itu ada efeknya di masyarakat. Dengan mahalnya (harga) rokok, mereka mencari rokok yang harganya menengah ke bawah, karena rokok bermerek harganya sudah terlalu mahal.”

Ia juga menambahkan bahwa penerimaan dari cukai tahun ini belum mencapai target yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan dampak langsung dari kebijakan cukai terhadap perilaku konsumen, yang beralih ke produk rokok yang lebih murah.

Dengan demikian, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan implikasi dari kebijakan cukai terhadap industri tembakau dan ekonomi lokal secara keseluruhan.

Sumber Berita: https://thegazettengr.com

Menjelang akhir tahun, NAGAGG memberikan kejutan spesial untuk para pemain setia dengan menghadirkan PROMO NATAL DAN TAHUN BARU 2025. Promo ini menawarkan berbagai hadiah fantastis, mulai dari uang tunai hingga motor Vario 150CC, dengan total hadiah mencapai lebih dari Rp1,5 miliar!** (thegazettengr.com (thegazettengr.com)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *