Per hari Minggu (19/1) kemarin, Gaza resmi memasuki era yang baru. Ada kondisi terkini pasca pemberlakuan masa gencatan senjata permanen yang terungkap ke media sosial.

Gelombang massa mulai memadati jalanan usai 15 bulan digempur serangan brutal dari pasukan Israel. Mereka bergerak ke berbagai wilayah hingga kediaman masing-masing di penjuru Gaza.

Selain itu, terungkap pula jika truk bantuan kemanusiaan mulai memasuki area Gaza. Suka cita dan raut wajah penuh kebahagiaan dari warga setempat pun seolah tak bisa disembunyikan kembali. Berikut ulasan selengkapnya.

Kondisi Terbaru di Gaza
Kondisi terkini dari Gaza tersebut selayaknya yang dilaporkan oleh Kantor Berita Al Jazeera melalui akun Instagram resmi @aljazeeraenglish beberapa waktu lalu.

Dalam sejumlah foto yang dirilis ke media sosial, terungkap beberapa potret mengenai nasib masyarakat Gaza di waktu terkini.

Jalanan yang masih dipenuhi reruntuhan dan puing-puing bangunan bekas serangan Israel mulai dipadati warga. Puluhan ribu masyarakat yang masih bertahan hingga saat ini secara masif mulai bergerak kembali ke kediaman masing-masing.

Beberapa di antara tampak menggunakan kendaraan pribadi, sementara beberapa lainnya terlihat sekadar berjalan kaki dengan sanak saudara hingga kerabat.

Dengan wajah yang berseri, warga Gaza tampak membelah jalanan berdebu dengan penuh suka cita.

“Puluhan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi pulang ke rumah mereka, berjalan melalui wilayah #Gaza yang hancur, setelah gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu antara Israel dan Hamas mulai berlaku setelah perang selama lebih dari 15 bulan,” demikian dikutip dari keterangan unggahan.

Kondisi di Gaza menunjukkan tanda-tanda perbaikan secara bertahap. Pada hari Minggu lalu, sebuah truk kemanusiaan yang membawa bantuan melintasi jalan Rafah di Gaza.

Menurut laporan Al Jazeera, truk ini merupakan kendaraan pertama yang membawa bantuan kemanusiaan setelah kesepakatan gencatan senjata diberlakukan.

“Truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan memasuki Gaza melalui penyeberangan Rafah sebagai bagian dari implementasi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas,” demikian bunyi pernyataan dalam unggahan tersebut.

Selain itu, sekitar 600 truk lainnya yang membawa makanan dan bahan bakar diperkirakan akan tiba di hari-hari mendatang. Rencananya, setengah dari truk-truk tersebut akan dialokasikan ke wilayah Gaza Utara, sementara sisanya akan tetap berada di selatan.

“Ratusan truk diperkirakan akan masuk setiap hari, membawa makanan dan bahan bakar yang sangat diperlukan bagi warga Palestina yang kekurangan gizi,” demikian pernyataan dalam unggahan tersebut.

Gencatan Senjata Disepakati

Sebelumnya, Hamas dan Israel diketahui telah berhasil mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata usai berperang selama 15 bulan di Gaza. Fakta ini merupakan hasil dari negosiasi berliku-liku selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh mediator Mesir dan Qatar, dengan dukungan Amerika Serikat dan terjadi menjelang pelantikan presiden Trump pada hari Senin.

Kesepakatan gencatan senjata ini nantinya juga mencakup pembebasan tahanan atau sandera yang telah ditahan. Dilansir dari Al Jazeera, sekitar 30 orang tawanan Israel yang ditangkap selama serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 akan dibebaskan. Termasuk wanita, anak-anak dan warga sipil berusia di atas 50 tahun.

Sebagai gantinya, Israel juga akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina. Termasuk tahanan yang menjalani hukuman seumur hidup. Tercatat, di antara warga Palestina yang dibebaskan terdapat sekitar 1000 orang yang ditahan setelah 7 Oktober 2023.

Dijelaskan, Israel nantinya juga akan menarik pasukannya secara bertahap dari Jalur Gaza di tahap pertama atau enam minggu pertama gencatan senjata. Israel juga akan mengizinkan warga sipil untuk kembali ke rumah mereka di wilayah utara yang terkepung.

Pada saat yang sama, kesepakatan ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketegangan yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut. Langkah-langkah yang diambil, seperti membuka penyeberangan dan meningkatkan distribusi bantuan, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kondisi kemanusiaan di Gaza.

Namun, tantangan politik tetap ada. Penolakan dari beberapa anggota koalisi pemerintah Israel menunjukkan bahwa masih ada perbedaan pandangan yang signifikan mengenai cara terbaik untuk menangani situasi ini. Meskipun demikian, dukungan internasional tampaknya menjadi pendorong penting dalam mencapai kesepakatan ini.

Ke depan, implementasi dari kesepakatan ini akan diawasi dengan ketat oleh komunitas internasional dan semua pihak yang terlibat. Keberhasilan dalam pelaksanaannya dapat membuka jalan bagi dialog lebih lanjut dan solusi jangka panjang bagi konflik yang telah lama membayangi kawasan tersebut.

Sumber Berita : https://thegazettengr.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *