
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, kembali menegaskan rencana penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara sebagai bagian dari upaya transisi energi menuju energi bersih. Meski demikian, PLTU yang belum mencapai usia pensiun dini tetap beroperasi sesuai rencana.
Rencana pensiun dini PLTU adalah bagian dari inisiatif Pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk 15 tahun mendatang, meski pelaksanaannya masih perlu kajian lebih lanjut mengingat potensi dampaknya terhadap suplai listrik. Di samping itu, pemerintah berkomitmen menambah kapasitas listrik nasional hingga 70 GW dengan 60% berasal dari energi baru terbarukan (EBT) sesuai RUPTL 2025-2034.
Di sisi lain, penyaluran kredit bank ke sektor batu bara justru meningkat, bertentangan dengan upaya transisi energi bersih pemerintah. Analisis #BersihkanBankmu mencatat lima bank besar di Indonesia menyalurkan total USD 5,42 miliar dan Rp5,37 triliun ke PLTU batu bara selama 2016-2023, dengan PT Adaro Indonesia Tbk sebagai penerima terbesar.
Bhima Yudhistira dari CELIOS mengingatkan bahwa pembiayaan bank domestik yang terus meningkat untuk sektor batu bara dapat memperburuk krisis iklim dan meningkatkan risiko aset terlantar, serta non-performing loan (NPL) di perbankan. Bank dianggap mendanai krisis internal jika terus mengarahkan pendanaan ke sektor yang tidak ramah lingkungan.
Sumber Berita : https://thegazettengr.com
Tinggalkan Balasan