
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Abdul Kadir Karding mengakui, pihaknya masih kesulitan untuk mendampingi para korban penembakan di Malaysia. Sebab, kata dia, akses untuk melihat korban di Malaysia masih tertutup.
“Jadi masih semua tertutup akses untuk melihat atau mendampingi jenazah maupun korban sakit juga belum didapat,” kata Karding, saat dihubungi merdeka.com, Senin (27/1).
Karding menyebut, kemungkinan akses untuk mendampingi para korban baru dibuka pada Rabu (29/1).
“Kita baru bisa boleh diakses itu kalau enggak salah hari Rabu. Kemenlu baru dibukakan akses,” ucapnya.
Sehingga, dia menyampaikan, belum ada informasi resmi terkait kronologi penembakan yang menewaskan satu WNI di Malaysia.
“Jadikan ke menteri luar negeri atau ke kedutaan itu hadir penuh, atau kepolisian kita itu… jadi belum ada info apapun,” ujar dia.
Kendati demikian, Karding menegaskan, pemerintah akan menyiapkan advokasi hingga pendampingan bagi para korban.
“Jadi pada prinsipnya pemerintah akan menyiapkan advokasi pendamping namun sekarang memang oleh pemerintah Malaysia atau pihak kepolisian dan imigrasi Malaysia belum membolehkan untuk dibuka akses pada jenazah dan pada korban-korban lainnya yang dirawat di beberapa rumah sakit,” tegas Karding.
“Tapi kementerian luar negeri dalam hal ini kedutaan besar sekaligus kami di kementerian P2MI akan memastikan akan ada pendampingan,” imbuhnya.
Ikut Berbela Sungkawa
Karding menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya satu orang PMI dan empat korban lainnya yang masih dalam perawatan di rumah sakit.
Setelah menerima informasi terjadinya penembakan terhadap pekerja migran, Karding langsung melakukan koordinasi dengan pihak kedutaan dan atase kepolisian Indonesia di Malaysia, untuk memperjelas kronologi masalah.
Kemudian, Kementerian P2MI melakukan koordinasi dengan pihak setempat agar dapat mendampingi penanganan jenazah dan menjenguk korban lain di rumah sakit.
“Terkait di dalam negeri, saya sudah meminta jajaran saya untuk memastikan seluruh keluarga tahu masalahnya. Dan sehingga kita bisa mitigasi hal-hal apa saja yang kira-kira kita siapkan untuk melindungi dan menjaga PMI kita ini,” Karding menandaskan.
Pemerintah RI Minta Malaysia Usut Tuntas Penembakan WNI
Kementerian P2MI meminta pemerintah Malaysia untuk serius dalam mengusut tuntas kasus penembakan yang melibatkan lima pekerja migran Indonesia di perairan Tanjung Rhu. Tindakan tegas diharapkan dapat diambil terhadap pihak yang bertanggung jawab, terutama jika terbukti adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan. Koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI Kuala Lumpur terus dilakukan guna memberikan akses kekonsuleran dan memastikan perawatan bagi korban luka-luka serta dukungan bagi keluarga korban, termasuk bantuan hukum dan pemulangan jenazah.
Sumber Berita : https://thegazettengr.com
Tinggalkan Balasan