Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Mohamad Risal Wasal menyatakan bahwa saat ini belum ada keputusan resmi terkait rencana penutupan Stasiun Karet. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) diminta untuk berdiskusi lebih lanjut dengan Kemenhub sebelum mengambil langkah lebih jauh. Risal menegaskan belum ada pembicaraan formal mengenai penutupan atau pengaturan akses penumpang, dan menekankan pentingnya diskusi antara KCI dan Kemenhub. Pengguna KRL dan masyarakat diimbau menunggu informasi lebih lanjut setelah studi selesai dan pembicaraan mendalam terlaksana.

KCI Sebut Stasiun Karet akan Diintegrasikan

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter memastikan bahwa Stasiun Karet tidak akan ditutup sepenuhnya untuk operasional KRL Commuter Line Jabodetabek. Sebaliknya, stasiun ini akan terintegrasi dengan Stasiun BNI City yang terletak tepat di sebelah timur Stasiun Karet.

Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto, menargetkan bahwa Stasiun Karet dan Stasiun BNI City akan saling terhubung pada April 2025.

“Rencana ke depannya, Karet dan BNI City akan kita integrasikan. Semoga di bulan April semuanya sudah rampung dan terhubung,” kata Asdo di Kantor KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta, Kamis (30/1).

Dia menjelaskan bahwa pengintegrasian kedua stasiun dilakukan karena kondisi Stasiun Karet sudah tidak memadai untuk naik dan turun penumpang. Selain itu, pintu masuk Stasiun Karet yang berada tepat di perempatan lampu merah TPU Karet Bivak dan lokasinya yang berdekatan dengan Stasiun BNI City yang lebih baru menjadi alasan lain.

“Dengan jarak yang sangat dekat, masinis sering kali merasa tertekan. Baru saja mulai melaju, harus mengerem lagi karena jaraknya terlalu dekat,” tambah Asdo.

Sudah Direncanakan Sejak 2020

Rencana penggabungan stasiun ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan kemudahan akses bagi penumpang. Dengan adanya integrasi ini, penumpang dapat berpindah moda transportasi dengan lebih mudah dan efisien. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dan PT KAI (Persero) untuk mendorong penggunaan transportasi umum yang lebih terintegrasi. Selain itu, pengembangan ini juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas di kawasan Jabodetabek.

Sumber Berita : https://thegazettengr.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *